26 Juli, 2009

Bentor


Ini adalah catatan tambahan saya tentang bentor, becak montor, yang telah saya posting sebelumnnya. Dalam kesempatan berbincang dengan Pak Tutu D. Manopo, salah seorang tokoh masyarakat di Kotamobagu, saya mendapatkan banyak informasi tentang berbagai hal. Salah satunya adalah tentang bentor ini. Menurut beliau, jumlah bentor di Kotamobagu tidak kurang dari 5 ribu unit. Ini adalah perkiraan yang moderat, karena ada yang memperkirakan jumlahnya sampai 8 ribu dan sebagaimana yang saya tulis pada posting sebelumnya ada yang memperkirakan 3 ribu. Berapapun jumlah yang sebenarnya, itu adalah jumlah yang besar.


Kalau harga satu unit bentor rata-rata adalah 17,5 juta maka, bila dipilih jumlah moderat, total investasi untuk modus transportasi ini sudah 87,5 milyar. Suatu jumlah yang besar untuk pengembangan ekonomi rakyat di kota sebesar Kotamobagu. Putaran ekonomi yang digerakkan oleh modus transportasi ini juga luar biasa. Jika rerata penghasilan bersih seorang operator bentor adalah 20 ribu rupiah, maka dalam sehari sektor ini menghasilkan nilai tambah jasa (sektor transportasi) sebesar 100 juta rupiah atau 36,5 milyar per tahun. Nilai sebesar itu berguna secara langsung menghidupi 5 ribu kali 3 orang (jika per orang memiliki satu istri dan satu anak). Dapat dibayangkan betapa pentingnya peranan bentor di kota ini. Itu belum ditambahkan dengan sektor jasa lain yang terbawa oleh modus transportasi ini. Industri perakitan bentor yang berupa bengkel-bengkel rakyat. Usaha jasa perawatan dan pemeliharaan bentor. Selain bodi dan kerangka bentor, mesin penggerak bentor memerlukan pemeliharaan yang lebih intensif mengingat beban yang diampunya melebih normal rancangannya.

Tentu pengaruh ekonomi keberadaan bentor semakin luas karena sifat multiplier effect-nya. Kalau mau diteliti lebih lanjut banyak sekali kegiatan ekonomi yang ikut bergerak bersama bentor ini. Belum lagi pengaruhnya pada kehidupan sosial. Menurut pak Tutu D. Manopo sejak mulai beroperasinya bentor ini tingkat kriminalitas di Kotamobagu menurun signifikan. Rupa-rupanya, operator bentor menjadi profesi yang bisa diterima oleh para pemuda. Mereka ini sebelum ada bentor banyak yang pengangguran, kegiatannya nongkrong di pinggir jalan dan beberapa oknumnya mungkin melakukan kegiatan yang meresahkan masyarakat. Tapi dengan bentor ini mereka merasa mendapat profesi yang sesuai dengan karakter mereka dan cukup terhormat (dari pada menjadi penarik becak, misalnya). Kesukaan mereka akan musik tersalurkan. Kegembiraan mereka menelusuri jalanan dengan kendaraan bermotor juga tersalurkan. Lebih dari itu, dengan model bentor yang mengesankan mereka juga mendapatkan uang pemasukan setiap harinya. Jadi, bentor telah melakukan fungsi perubahan sosial di Kotamobagu ini.
Manfaat bentor akan semakin meningkat jika pemerintah daerah berhasil melakukan pembinaan dan fasilitasi. Alam yang indah di wilayah ini sendiri sudah bisa menjadi obyek wisata yang menarik. Jika dikelola dengan baik, akan menjadi kompleks wisata alami yang menggiurkan. Dan, bentor dapat berperan di dalamnya. Ia akan menjadi kendaraan eksotik bagi wisatawan untuk berkeliling menikmati keindahan alam Kotamobagu dan sekitarnya, melintasi jalan-jalan meliuk, naik dan turun dengan nyaman dan nikmat.

2 komentar:

  1. Jupiter di jadikan BENTOR! mantap!

    BalasHapus
  2. memang mantap. maksudnya ndorongnya makin berat, kalo kempos bannya. :))

    BalasHapus