20 Juli, 2009

Melawan aksi menjiplak

Dengan adanya Internet, ketersediaan sumber belajar bagi siswa maupun guru menjadi tersedia melimpah. Mudah saja bagi seseorang untuk dengan segera mendapatkan pustaka rujukan melalui media ini. Karena itu mudah juga bagi seseorang untuk membuat makalah atau karya tulis atau apapun karya sejenis itu yang ditugaskan oleh dosen atau guru. Namun kemudahan itu bukan berarti kendala dalam penyelenggaraan PBM berupa penugasan menulis artikel (paper, atau yang sejenisnya) menjadi lenyap sama sekali. Internet telah merubah situasinya. Masalah ketersediaan pustaka yang dahulu umumnya dikeluhkan kalanggan pendidik dan pembelajar, mungkin sekarang tidak lagi dianggap masalah. Asal tersedia koneksi Internet (plus sedikit ketrampilan penelusuran informasi – dan bahasa Inggris) pustaka ruujukan tidak lagi menjadi masalah. Akan tetapi, saat ini justru muncul masalah yang tidak kalah memusingkannya.



Penggunaan komputer memudahkan seseorang menjiplak karya orang lain (saya sebut aksi CoPas – Copy Paste, ?). Bahkan aksi copas ini lebih berbahaya dari pada jaman nyontek dulu. Pada jaman nyontek dulu seseorang harus menulis ulang atau mengetik ulang naskah (atau frase) yang diconteknya. Setidaknya modus ini memastikan seseorang membaca bahan yang diconteknya. Tapi aksi copas bisa lebih parah, karena seseorang bisa terlihat telah membuat karya tulis yang luar biasa padahal ia sendiri tidak pernah (atau sedikit saja) membaca karya ”yang ditulisnya” itu. Ada cerita seorang guru SD yang sudah senior dengan bangga memperlihatkan hasil pekerjaan rumah siswanya yang diketik mennggunakan komputer, terlihat rapi dan indah dihiasi dengan gambar dan foto yang kontekstual. Saya mengelus dada, karena bahkan pada bagian bawah halaman tersebut masih tertulis alamat Web. Saya membayangkan, apalagi jika siswanya agak mau kerja sedikit, ia copy teks dari web, lalu ia paste pada aplikasi pengolah kata. Kalau gurunya masih menggunakan cara tradisinal dijamin deh tidak akan tercium jejak pencontekannya (kecuali ada kecelakaan lebih dari satu siswa mencontek satu sumber yang sama).

Memang, jaman komputer dan Internet semakin memanjakan kaum pelajar yang malas. Mudah sekali membuat sebuah makalah tugas dengan teknik CoPas. Namun jaman ini sebenarnya juga memudahkan guru untuk mendeteksi peristiwa CoPas tersebut. Jadi, meskipun mudah bagi seseorang untuk mencontek, namun mudah pula untuk memeriksanya. Saat ini telah tersedia beberapa piranti yang disediakan untuk keperluan tersebut. Beberapa di antaranya memang harus diperoleh dengan membayar sejumlah uang. Kabar baiknya, ada juga yang gratis dengan kinerja yang memuaskan. Salah satunya adalah Viper (sekarang sudah versi 1.2.03). Cukup pasang perangkat lunak ini (bisa didownload di sini) pada komputer anda, lalu anda registrasi (prosesnya sederrhana banget), kemudian anda pilih file yang mau discan, dan Viper akan memberikan laporan tentang kemungkinan adanya aksi mencontek (plagiarisme). Insya Allah posting berikut akan saya bahas lebih rinci tentang penggunaan Viper ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar