01 September, 2009

Manusia haram

Sudahkan kita introspeksi diri kita hari ini? Mungkin ide berikut ini dapat menjadi kerangka untuk kita memperbaiki diri.  Ada lima kategori orang di setiap masyarakat.



  1. Manusia haram.  Ini adalah jenis manusia yang menyebalkan.  Tidak, ia tidak menyebalkan tetapi lebih dan lebih dari menyebalkan :P. Keberadaanya dibenci oleh orang-orang di sekitarnya karena menebarkan ancaman, ketidak-nyamanan, kerusakan, dan malapetaka. Banyak yang ia lakukan yang menyebabkan ketakutan orang lain. Takut akan kerusakan secara fisik maupun takut akan kerusakan moral dan tauhid.  Karena itu mereka tidak dikehendaki keberadaannya dalam suatu komunitas - mereka mengharamkan keberadaan orang tersebut di dekatnya.  Dengan kata lain, orang seperti ini seharusnya tidak ada di sekitar kita. Naudzubillah min dzalik, jangan sampai kita dan keturunan kita masuk ke dalam golongan ini.
  2. Manusia makruh. Nah, yang ini baru yang menyebalkan.  Mereka ini lebih suka memilih melakukan hal-hal yang banyak mudhorotnya.  Tidak sampai menebarkan ketakutan, tetapi sudah meresahkan.  Yah... banyak orang yang sebal-lah dengan mereka dari kelompok ini. Orang sangat berharap bahwa orang seperti ini sebaiknya tidak berada di sekitar mereka - mereka memakruhkan orang dari jenis ini di lingkungannya.  Naudzubillah min dzalik, jangan sampai kita dan keturunan kita juga masuk ke dalam golongan ini.
  3. Manusia mubah. Ini adalah jenis manusia yang tidak berguna. Ia tidak suka berbuat keburukan yang meresahkan masyarakat tetapi sikapnya acuh pada lingkungannya sehingga keberadaannya atau ketiadaannya tidak berarti apa-apa bagi orang-orang di sekitarnya.
  4. Manusia sunnah. Jenis manusia sunnah adalah mereka yang lebih suka melakukan kebaikan-kebaikan sehingga tetangga dan lingkungannya menjadi senang akan keberadaannya. Marilah kita berharap, setidaknya kita dan keluarga kita masuk ke dalam jenis manusia ini. 
  5. Manusia wajib.   Ini adalah jenis manusia ideal.  Keberadaanya di masyarakat sungguh-sungguh bermakna. Kontribusi bagi lingkungannya begitu diperlukan sehingga ketiadaannya membuat orang lain betul-betul merasa kehilangan, bahkan kualitas kehidupan terasa berkurang.  Begitulah seharusnya prototipe orang-orang yang beriman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar